BELAJAR IPS DENGAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
Oleh : Priyono, S.Pd*)
Proses belajar dan mengajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirancang dengan menekankan pada aktivitas peserta didik dengan menggunakan berbagai pendekatan model yang disesuaikan dengan tema yang terkandung didalamnya, dengan harapan akan dapat menciptakan suasana belajar yang mendorong peserta didik untuk menjadi aktif, kritis, dan kreatif sehingga mampu untuk mengkonturksi pengetahuan sendiri dengan baik.
Sesuai dengan kodratnya sebagai mahluk sosial peserta didik menjadi peka dan peduli terhadap permasalahan dan tantangan yang ada disekitarnya. Kompetensi yang dihasilkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak lagi terbatas pada kajian pengetahuan dan keterampilan saja akan tetapi lebih diarahkan kepada pembentukan sikap dan tindakan riil yang menurut kemampuan peserta didik dapat dilakukannya.
Hal ini selaras dengan Permendikbud (No 54 tahun 2013) yang menyebutkan bahwa proses belajar dan mengajar bukanlah sekedar menyampaikan informasi ataupun gagasan saja, akan tetapi didalamnya tercakup pula kegiatan lain yaitu membimbing siswa untuk belajar melalui kegiatan kegiatan pemeriksaan (probing), menemukan (discovering), menganalisis (analyzing), dan menguji (examining), sebagai sesuatu yang penting dalam membangun sikap dan nilai nilai serta tugas mengembangkan ketrampilan peserta didik. Dapat dikatakan bahwa tugas guru Ilmu Penegtahuan Sosial (IPS) adalah menyelaraskan kemampuan soft skill dan hard skill peserta didik.
Oleh karenanya, proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki peserta didik agar mampu mencapai kompetensi yang diharapkan dan kemampuan lainnya yang diamanat oleh kurikulum, dengan harapan proses pembelajaran dapat merealisasikan kompetensi dan kemampuan seperti kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, dan kecakapan hidup peserta didik
Handaknya guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kemampuan yang semakin lama semakin meningkat baik sikap, pengetahuan maupun keterampilannya. Bagi peserta didik kemampuan yang seperti itu sangat dibutuhkan sebagai bekal dalam hidup bermasyarakat, berbangsa/bernegara, dan sekaligus mampu berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan hidup bersama.
Pemilihan model yang tepat memegang perang penting dalam proses pembelajaran supaya berjalan sesuai dengan tujuan. Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dapat menjadi salah satu alternatifnya. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh DeVries dan Slavin, dengan menugaskan kelompok untuk bekerja atau berdiskusi memahami informasi dan latihan sebelum berkompetensi dengan kelompok lainnya dalam turnamen,Sani, Ridwan Abdullah, (tahun2013), dalam Tri Ariani,dkk (tahun 2018)
Prosedur pelaksanaan pembelajaran TGT secara umum antara lain, 1). Guru memilih topik pembelajaran dan menyajikannya pada peserta didik. 2). Guru mengembangkan daftar pertanyaan, memberi nomor, dan mengguntingnya menjadi potongan kecil. 3). Guru mengelompokkan peserta didik secara heterogen bergantung pada kemampuannya dalam beberapa kelompok. 4). Guru menempatkan peserta didik dalam beberapa kelompok yang baru tersebut memiliki kompetensi yang sama. 5. Peserta didik kemballi kemeja kelompoknya (kelompok awal) dan melaporkan perolehan nilainya
Seperti model pembelajaran yang lainnya model Team Games Tournament (TGT) juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model Team Games Tournament (TGT) Menurut Sani, Ridwan (2013) adalah 1). Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas, 2). Mengedapnkan perbedaan terhadap perbedaaan inidividu 3). Dengan waktu yang sedikit dapa menguasai materi secara mendalam. 4). Proses belajar mengajar berlasung dari proses keaktifan dari siswa 5). Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisi dengan orang lain. 6). Memotivasi peserta didik untuk belajar lebih tinggi. 7). Hasil belajar siswa lebih baik. 8). Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Disamping memiliki kelebihan seperti tersbut di atas TGT juga memiliki kelemahan, adapun kelemahan model pembelajaran model TGT yaitu, 1). Guru sulit mengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan heterogendari segi akademis, 2). Masih adnya siswa yang berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya, 3). Waktu yang digunakan sangat lama.
Penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dianggap ideal dikarenakan berlangsungnya proses pembelajaran melibatkan seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran peserta didik sebagai tutor teman sebaya, dan mengandung unsur permainan serta penguatan (Reinforcement). Pembelajaran model Team Games Tournament (TGT) memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar lebih rileks dan membangun tumbuh kembangnya rasa tanggungjawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan semua peserta didik dalam pembelajaran.
Penulis adalah guru SMP Negeri 4 Rembang *)